Thursday, 4 June 2020

TERJEBAK DI MALAYSIA SAAT PANDEMI COVID-19!

Menunggu keberangkatan di soetta menuju KLIA.

12 maret 2020 saya, Ibu dan beberapa saudara saya yang di Jakarta berangkat ke Kuala Lumpur untuk menghadiri pesta pernikahan Kakak sepupu saya, hal seperti ini juga pernah saya lakukan pada tahun 2019, saat itu Kakak sepupu saya yang pertama yang melangsungkan pernikahan, dan kali ini Kakak sepupu yang kedua hehe.. saat akan berangkat virus corona di indonesia belum separah sekarang, saat itu case di Indonesia hanya sekitar 30 orang dan saat sampai di Malaysia saya diberitahu oleh saudara saya bahwa case di Malaysia sudah mencapai 100 lebih dan terus mengalami lonjakan yang begitu pesat!

Pada tahun 2019 semua berjalan normal tanpa kendala, tapi pada 2020 ini berjalan tidak sesuai harapan🤦‍♂️ niat hati ingin menghadiri pesta pernikahan sekaligus jalan-jalan tapi tidak bisa karena kerjaan Malaysia mengharuskan negaranya melakukan kebijakan Lockdown! Huh apes!

Saat saya sampai di Malaysia pada tanggal 12, tanggal 13 semua sudah sibuk menyiapkan berbagai persiapan, lalu tanggal 14 adalah hari akad
Akad di salah satu masjid di Malaysia.

Dan tanggal 15 pestanya.
Pesta di salah satu gedung di Malaysia.

Setelah pesta pernikahan, keesokan harinya tanggal 16 saya punya kesempatan untuk pergi berwisata ke berbagai tempat menarik di Malaysia, salah satunya Genting Highlands
Salah satu area Genting Highlands, Malaysia.

Dan ke sini tentunya, hehe..
KLCC malam hari.

Lalu pada tanggal 17 Bapak saya (Bapak itu adalah Adik Ayah saya, sejak kecil memang panggil Bapak bukan Om) mengajak untuk pergi ke rumah saudara saya yang lain, yaitu Adik dari Ibu saya (Adik Ibu saya panggil Etek) yang terletak di Pahang (salah satu kota di Malaysia) yang berjarak sekitar ±2jam dari Kuala Lumpur.

Lalu saat kami semua pergi ke Pahang, tinggal lah saya dan Ibu saya di rumah Etek saya ini, dan Bapak beserta yang lain kembali pulang pada sore hari ke Kuala Lumpur karena beberapa saudara saya yang datang bersama kami dari Jakarta ingin berbelanja oleh-oleh keesokan harinya karena mereka tidak punya waktu banyak di Malaysia (hanya sepekan).

Dan masih pada hari yang sama, pada malam hari tersiar kabar di berbagai media kalau kerajaan Malaysia mengumumkan bahwa negaranya menerapkan Lockdown mulai 18 Maret sampai 31 Maret, sehingga segala aktifitas di negara tersebut dihentikan selama 2 pekan! Oh tidak! Berarti tanggal 16 kemarin, itu adalah satu-satunya waktu saya bisa jalan-jalan! Karena setelah tanggal 18 Maret sampai 31 Maret tidak diperbolehkan lagi keluar rumah! Lebih 2 pekan di Malaysia tapi cuma punya satu hari waktu buat jalan-jalan😭

Saudara saya yang berniat membeli oleh-oleh pun batal karena mereka mengabarkan bahwa segala pusat perbelanjaan ditutup keculi hanya toko pangan yang diperbolehkan untuk tetap buka. sementara saya pun panik karena tiket kami untuk kembali ke Indonesia adalah tanggal 28 Maret! omaigat! Jangankan untuk kembali ke Indonesia, untuk kembali ke rumah Bapak di Kuala Lumpur pun akan sulit😤 niat hati setelah pesta pernikahan ingin bersenang-senang di negri jiran, tapi malah sebaliknya. huft..

Hari demi hari saya lewati dengan hanya berdiam diri dan mondar-mandir di sekitar pekarangan rumah, hingga akhirnya datang email dari pihak maskapai bahwa tiket saya dibatalkan oleh mereka karena situasi tidak memungkinkan.
Email dari pihak maskapai.

Saudara saya yang lain pun yang datang ke Malaysia untuk menghadiri acara pernikahan mengalami hal serupa. Saudara saya yang datang dari Medan pada saat hari keberangkatan pesawatnya pun memaksakan diri untuk pergi ke bandara, dan pada saat di counter mereka memberitahukan bahwa penerbangan untuk ke Indonesia hanya 1× saja yang biasanya 7×, tiket saudara saya ini kebetulan pada pukul 1pm dan penerbangan yang tersedia hanya pukul 11pm. mau tidak mau mereka menunggu sampai 11pm! begitu pun saudara yang pergi ke Malaysia bersama kami, mereka pun seperti itu. Saya bertanya pada kakak saya apakah semua bisa pulang dan dia bilang begini.. 
Percakapan dengan Kakak sepupu.

Sedikit lega mendengar jawabannya, karena itu artinya kalau saudara saya yang lain bisa pulang, tentunya kami juga bisa.

Sementara itu karena mungkin melihat saya yang sudah tidak karuan di rumah, Udak saya (suami dari Etek) menelpon Bapak untuk mencari jalan keluarnya agar kami bisa kembali ke Kuala Lumpur dan bisa pulang ke Indonesia, tentunya.

Lalu setelah Udak berdiskusi dengan Bapak, Bapak menyarankan agar kami pergi ke kantor polisi untuk meminta izin keluar dari Pahang menuju Kuala Lumpur dan saat di kantor polisi mereka menanyai apa keperluan kami untuk pergi ke Kuala Lumpur, karena alasan saya kuat saya pun memberitahu karena ingin pulang ke Indonesia dan menunjukkan tiket penerbangan saya pada mereka, melihat itu mereka akhirnya memberikan izin dan mengatakan jika di perjalanan ada polisi yang menjegat, maka saya hanya perlu menunjukkan tiket maupun paspor.

Dan keesokan harinya, tanggal 25 maret kami kembali ke Kuala Lumpur diantar Udak dan Etek. betul saja, dalam perjalanan dari Pahang menuju Kuala Lumpur kami 2× dijegat polisi dan bebas ketika menunjukkan tiket dan paspor. gila, bro. negara mereka benar-benar ketat!..
Sekatan di salah satu jalan dari Pahang menuju Kuala Lumpur.

dan sesampainya kami di Kuala Lumpur tidak lama kemudian Udak dan Etek pamit untuk pulang kembali ke Pahang. tangis pecah diantara Ibu saya dan Etek karena mereka memang jarang sekali bertemu, bahkan mereka sempat 10 tahun tidak bertemu, cukup membuat geleng-geleng kepala memang karena mereka adalah saudara kandung tapi sampai 10 tahun tidak bertemu😅

Dan saat di Kuala Lumpur, masih ada waktu 4 hari sebelum saya dan Ibu saya kembali ke Indonesia. pun demikian tetap saja keadaan tidak berubah seperti saat di Pahang, hanya bisa berdiam diri dan mondar-mandir kebingungan di rumah. Saat itu yang ada di pikiran saya hanyalah agar waktu cepat berlalu supaya saya cepat pulang ke Indonesia, karena bagaimana pun keadaannya walaupun banyak saudara di Malaysia tentu akan tetap lebih baik jika berada di negara sendiri.

Hari yang dinantikan akhirnya tiba, tanggal 29 Maret walaupun tiket sudah dibatalkan oleh pihak maskapai, kami tetap pergi ke bandara karena melihat dari pengalaman saudara saya yang lain bisa pulang walaupun penerbangan mereka tidak sesuai jadwal. Kami pergi ke bandara diantar oleh dua saudara saya, Adik sepupu saya yang umurnya hanya beda beberapa bulan dengan saya (dia ini anak ketiga setelah dua Kakak saya yang sudah menikah itu hehe..) dan Abang ipar (suami dari Kakak sepupu saya yang pertama).

Perjalanan dari rumah ke bandara pun tidak semudah yang dibayangkan, seperti Deja Vu dari Pahang ke Kuala Lumpur, dari rumah ke bandara pun kami dijegat polisi 2×
Sekatan di jalan menuju bandara KLIA.

Kebijakan mereka benar-benar ketat! tapi dengan peraturan ketat dan rakyat mereka yang disiplin itu, mereka efektif menghambat semakin banyaknya case virus ini. sampai saat saya menulis tulisan ini case di Malaysia hanya mencapai 8.000, sementara Indonesia sudah hampir mencapai 29.000 case.

Tiba di bandara pukul 1pm keadaan bandara sangat sepi
Suasana Bandara KLIA.

Semua counter tutup. Kami tanya kepada petugas keamanan di bandara, mereka bilang sedang istirahat dan akan di buka kembali pukul 2pm, kami menunggu di bandara sampai 3pm belum juga ada satu pun counter yang buka, hingga pukul 4pm baru lah ada counter yang buka, dan kami pun segera menanyakan kejelasan status penerbangan kami, mereka mengatakan ada satu penerbangan pada pukul 7pm ke Jakarta, saya pun langsung meng-iya-kan! Yang ada dipikiran saya adalah "jam berapapun yang penting kami bisa pulang!" setelah semua kelar, baru lah kedua saudara saya pulang juga. 
Di dalam pesawat menunggu boarding.

Dan pada saat sedang menunggu keberangkatan, saya pun diwhatsapp oleh Adik sepupu saya dengan fitur voice call, dia mengatakan "Bang, foto dulu tiket Abang, ditahan polis nih!" Gila, dia mau pulang dari bandara ke rumah aja dijegat!
Chat sepupu minta tolong😅

Setelah saya foto tiket, baru lah mereka bebas😂

Sekian. Semoga pandemi ini cepat musnah dari bumi kita tercinta ini🤲